Senin, 07 November 2011


Semua tentang GASTRITIS....(part 3)
Faktor Risiko Gastritis
Lanjut usia
Lanjut usia meningkatkan resiko gastritis disebabkan karena dinding mukosa lambung semakin menipis akibat usia tua dan pada usia tua lebih mudah untuk terinfeksi Helicobacter pyllori atau penyakit autoimun daripada usia muda (Jackson 2006).
Pola makan
Perubahan pola makan meliputi tidak teraturnya waktu makan, frekuensi makan, jenis makanan dan porsi makanan yang dikonsumsi. Perubahan pola makan lansia antara lain cepat merasa kenyang, makan menjadi malas dan tidak teratur sehingga berisiko mengalami gangguan pada saluran pencernaan khususnya gastritis (Miller 2004).
Gangguan fungsional dan proses penyakit
Penurunan kemampuan (fungsional) berhubungan erat dengan nutrisi yang kurang dan kesulitan memproses makanan (Miller 2004). Misalnya jika terjadi gangguan penglihatan dan gangguan mobilitas akan mempengaruhi kemampuan lansia memproses dan menyiapkan makanan sehingga menyebabkan pola makan menjadi tidak teratur. Penyakit lain seperti demensia dan stroke dapat menyebabkan terjadinya disfagia (kesulitan menelan) sehingga mempengaruhi kemampuan fungsional lansia dan mempengaruhi kualitas hidup lansia.
Efek obat-obatan
Obat-obatan dapat menjadi faktor risiko terjadinya kerusakan pada saluran pencernaan dan mempengaruhi pemenuhan nutrisi akibat efeknya terhadap proses pencernaan makanan, pola makan dan penyerapan makanan. Efek obat-obatan sering terjadi pada usia lanjut akibat peningkatan pemakaian jenis obatan-obatan yang dapat memiliki efek samping yang saling berlawanan (Miller 2004). Efek samping obat-obatan dapat berupa anoreksia, xerostomia, early satiety (cepat merasa kenyang) dan menurunkan kemampuan rasa dan penciuman sehingga menyebabkan gangguan pada pola makan.
Gaya hidup
Gaya hidup seperti konsumsi alkohol merokok dan konsumsi kafein dapat mempengaruhi terjadinya gastritis. Alkohol dan zat nikotin dalam rokok dapat mengiritasi mukosa lambung. Alkohol dapat mengganggu absorbsi vitamin B kompleks dan vitamin C sehingga dapat menyebabkan gangguan pemenuhan nutrisi sehingga dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan menyebabkan individu rentan untuk mengalami infeksi, termasuk infeksi kuman Helicobacter pyllori yang dapat menyebabkan gastritis (Miller 2004, Smeltzer & Bare 1996). Merokok dapat menurunkan kemampuan penciuman dan pengecapan makanan serta mengganggu absorbsi vitamin C dan asam folat (Miller 2004). Kafein dapat menstimulasi produksi pepsin yang bersifat asam sehingga dapat menyebabkan iritasi dan erosi mukosa lambung (Smeltzer & Bare 1996).
Faktor psikososial
Faktor psikososial yang terjadi pada lansia antara lain kehilangan (pasangan, teman, keluarga, pekerjaan, kegiatan, hubungan sosial), penyakit kronik yang dialami, serta peningkatan ketergantungan pada orang lain dalam pemenuhan kebutuhan hidup dapat merupakan sumber stres bagi lansia sehingga dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Efek stres pada saluran pencernaan menyebabkan penurunan aliran darah pada sel epitel lambung dan mempengaruhi fungsi sel epitel dalam melindungi mukosa lambung (Greenberg 2002).
Faktor budaya dan sosial ekonomi
Latar belakang etnis, nilai-nilai kepercayaan, dan faktor budaya lainnya sangat mempengaruhi dalam memilih, menyiapkan dan mengkonsumsi makanan dan minuman. Pada budaya tertentu menyukai jenis makanan yang pedas atau asam sehingga menyebabkan peningkatan risiko terjadinya gastritis. Faktor sosial ekonomi juga mempengaruhi pola makan dan pemilihan makanan. Pada lansia penurunan pendapatan atau penghasilan menyebabkan keterbatasan pada pemilihan dan penyediaan makanan sehingga menyebabkan penurunan asupan nutrisi yang adekuat (Miller 2004).
Faktor lingkungan
Lingkungan rumah dapat mempengaruhi pola makan dan sekaligus dapat menjadi sumber stres bagi lansia. Lingkungan rumah yang bising atau padat penghuni mempengaruhi konsumsi makanan dan kemampuan menikmati makanan. Lingkungan rumah yang sepi atau tidak ada teman juga dapat merupakan stresor bagi lansia dan memicu stres psikologis, sehinngga meningkatkan resiko terjadinya gangguan saluran pencernaan termasuk gastritis (Miller 2004).
Perilaku berhubungan dengan ketidakpahaman
Kurang pengetahuan tentang diet dan proses penyakit gastritis dapat menyebabkan risiko  terjadinya gastritis dan kekambuhan penyakitgastritis. Pengetahuan tentang makanan dan minuman pantangan pada penderita gastritis sangat mempengaruhi perilaku lansia dalam pemilihan makanan. Penelitian yang ada menunjukan bahwa pada individu dengan pendidikan rendah berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang dan kurangnya kunjungan ke pelayanan kesehatan (Miller 2004).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar