Semua tentang GASTRITIS....(part
3)
Faktor Risiko Gastritis
Lanjut
usia
Lanjut usia meningkatkan resiko gastritis
disebabkan karena dinding mukosa lambung semakin menipis akibat usia tua dan
pada usia tua lebih mudah untuk terinfeksi Helicobacter pyllori atau
penyakit autoimun daripada usia muda (Jackson 2006).
Pola
makan
Perubahan pola makan meliputi tidak teraturnya
waktu makan, frekuensi makan, jenis makanan dan porsi makanan yang dikonsumsi.
Perubahan pola makan lansia antara lain cepat merasa kenyang, makan menjadi malas
dan tidak teratur sehingga berisiko mengalami gangguan pada saluran pencernaan
khususnya gastritis (Miller 2004).
Gangguan
fungsional dan proses penyakit
Penurunan kemampuan (fungsional) berhubungan erat
dengan nutrisi yang kurang dan kesulitan memproses makanan (Miller 2004).
Misalnya jika terjadi gangguan penglihatan dan gangguan mobilitas akan
mempengaruhi kemampuan lansia memproses dan menyiapkan makanan sehingga
menyebabkan pola makan menjadi tidak teratur. Penyakit lain seperti demensia
dan stroke dapat menyebabkan terjadinya disfagia (kesulitan menelan) sehingga mempengaruhi
kemampuan fungsional lansia dan mempengaruhi kualitas hidup lansia.
Efek
obat-obatan
Obat-obatan dapat menjadi faktor risiko terjadinya
kerusakan pada saluran pencernaan dan mempengaruhi pemenuhan nutrisi akibat
efeknya terhadap proses pencernaan makanan, pola makan dan penyerapan makanan.
Efek obat-obatan sering terjadi pada usia lanjut akibat peningkatan pemakaian
jenis obatan-obatan yang dapat memiliki efek samping yang saling berlawanan
(Miller 2004). Efek samping obat-obatan dapat berupa anoreksia, xerostomia, early
satiety (cepat merasa kenyang) dan menurunkan kemampuan rasa dan penciuman
sehingga menyebabkan gangguan pada pola makan.
Gaya
hidup
Gaya hidup seperti konsumsi alkohol merokok dan
konsumsi kafein dapat mempengaruhi terjadinya gastritis. Alkohol dan zat
nikotin dalam rokok dapat mengiritasi mukosa lambung. Alkohol dapat mengganggu
absorbsi vitamin B kompleks dan vitamin C sehingga dapat menyebabkan gangguan
pemenuhan nutrisi sehingga dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan
menyebabkan individu rentan untuk mengalami infeksi, termasuk infeksi kuman Helicobacter
pyllori yang dapat menyebabkan gastritis (Miller 2004, Smeltzer & Bare
1996). Merokok dapat menurunkan kemampuan penciuman dan pengecapan makanan serta
mengganggu absorbsi vitamin C dan asam folat (Miller 2004). Kafein dapat
menstimulasi produksi pepsin yang bersifat asam sehingga dapat menyebabkan
iritasi dan erosi mukosa lambung (Smeltzer & Bare 1996).
Faktor
psikososial
Faktor psikososial yang terjadi pada lansia antara
lain kehilangan (pasangan, teman, keluarga, pekerjaan, kegiatan, hubungan
sosial), penyakit kronik yang dialami, serta peningkatan ketergantungan pada orang
lain dalam pemenuhan kebutuhan hidup dapat merupakan sumber stres bagi lansia
sehingga dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Efek stres pada saluran
pencernaan menyebabkan penurunan aliran darah pada sel epitel lambung dan
mempengaruhi fungsi sel epitel dalam melindungi mukosa lambung (Greenberg
2002).
Faktor
budaya dan sosial ekonomi
Latar belakang etnis, nilai-nilai kepercayaan, dan
faktor budaya lainnya sangat mempengaruhi dalam memilih, menyiapkan dan
mengkonsumsi makanan dan minuman. Pada budaya tertentu menyukai jenis makanan yang
pedas atau asam sehingga menyebabkan peningkatan risiko terjadinya gastritis.
Faktor sosial ekonomi juga mempengaruhi pola makan dan pemilihan makanan. Pada
lansia penurunan pendapatan atau penghasilan menyebabkan keterbatasan pada
pemilihan dan penyediaan makanan sehingga menyebabkan penurunan asupan nutrisi
yang adekuat (Miller 2004).
Faktor
lingkungan
Lingkungan rumah dapat mempengaruhi pola makan dan
sekaligus dapat menjadi sumber stres bagi lansia. Lingkungan rumah yang bising
atau padat penghuni mempengaruhi konsumsi makanan dan kemampuan menikmati
makanan. Lingkungan rumah yang sepi atau tidak ada teman juga dapat merupakan
stresor bagi lansia dan memicu stres psikologis, sehinngga meningkatkan resiko
terjadinya gangguan saluran pencernaan termasuk gastritis (Miller 2004).
Perilaku
berhubungan dengan ketidakpahaman
Kurang pengetahuan tentang diet dan proses penyakit
gastritis dapat menyebabkan risiko terjadinya
gastritis dan kekambuhan penyakitgastritis. Pengetahuan tentang makanan dan
minuman pantangan pada penderita gastritis sangat mempengaruhi perilaku lansia
dalam pemilihan makanan. Penelitian yang ada menunjukan bahwa pada individu
dengan pendidikan rendah berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang dan kurangnya
kunjungan ke pelayanan kesehatan (Miller 2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar